Wednesday, September 19, 2012

Wednesday, May 2, 2012

Catatan Pendidikan Luar Biasa

Sekilas mengenai jurusanku :)


            Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang diberikan pada anak yang mengalami kelainan fisik, mental, social dan emosi yang sedemikian rupa sehingga mendapat pelayanan secara khusus. Tujuan dari pendidikan luar biasa (PLB) adalah membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental, perilaku dan social, agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Pendidikan luar biasa (PLB) di bagi menjadi beberapa bagian, diantaranya Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
            Tujuan penyelenggaraan masing-masing Pendidikan Khusus (PLB):
1.    Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB)
Membantu meletakkan dasar kearah cipta yang diperlukan oleh peserta didik, dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya sesuai dengan tingkat kelainan serta memperoleh kesiapan fisik, mental, perilaku, dan social untuk mengikuti pendidikan pada SDLB.
2.    Penyelenggaraan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Memberikan kemampuan dasar, pengetahuan dasar, keterampilan dasar dan sikap yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan kelainan yang disandang dan tingkat perkembangan, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti Sekolah Menengah Pertama (SMPLB).
3.    Penyelenggaraan Sekolah Menengah Pertama (SMPLB)
Memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dasar dan sikap serta keterampilan yang diperoleh dari SDLB yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara sesuai dengan kelainan yang disandangnya dan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
4.    Penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Memberikan bekal kemampuan yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh di SMPLB yang bermanfaat bagi siwa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara sesuai dengan kelainan yang disandangnya dan tingkat perkembangannya.
           
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan baik permanen maupun temporer untuk mendapatkan penyesuaian pelayanan pendidikan. Berikut merupakan klasifikasi anak berkebutuhan khusus dan bentuk layanan pendidikannya:
1.    SLB/A bagi peserta didik Tunanetra.
Tunanetra adalah mereka yang mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, yang membutuhkan penyesuaian pendidikan. (6/6 sampai 6/18 = Normal, 6/18 sampai 3/60 = Low Vision/Limited Vision, 3/60 sampai 1/60 = Very Limited Vision/Socially blind, kurang dari 1/60 = Practically Blind)
2.    SLB/B bagi peserta didik Tunarungu
Tunarungu adalah mereka yang mengalami kehilangan kemampuan pendengaran menyeluruh atau sebagian, ada dua kelompok tunarungu yaitu:
a.    Kurang dengar, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran kurang dari 90 dB.
b.    Tuli, yaitu mereka yang kehilangan pendengaran di atas 90 dB.
3.    SLB/C bagi peserta didik Tunagrahita
Tunagrahita dalah mereka yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental disertai dengan ketidakmampuan untuk belajar dan menyesuaikan diri.
C  Tunagrahita Ringan (IQ = 50-70)
C1  Tunagrahita Sedang (IQ = 25-50)
C2  Tunagrahita Berat (IQ < 25)
4.    SLB/D bagi peserta didik Tunadaksa
Tunadaksa adalah mereka yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, otot, sendi, dan pada sistem saraf pusat).
5.    SLB/E bagi peserta didik Tunalaras
Tunalaras adalah mereka yang mengalami gangguan emosi dan perilaku sehingga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku dan membutuhkan penyesuaian layanan pendidikan.

Tuesday, May 1, 2012

Tuna Wicara


sekilas mengenai tuna wicara
Tuna wicara (bisu) adalah mereka yang menderita gangguan berbicara sehingga tidak dapat berbicara dengan jelas. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dsb. Bisu umumnya diasosiasikan dengan tuli.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan tuna wicara, diantaranya:
1.         Hipertensi
2.        Faktor genetik /turunan dari orang tua
3.         Keracunan makanan
4.         Tetanus Neonatorum (Penyakit yang menyerang bayi saat baru lahir. Biasanya disebabkan oleh pertolongan persalinan yang tidak memadai)
5.         Difteri (Penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas)

Tuna Grahita

Disini indri akan sedikit berbagi mengenai mata kuliah waktu semester 1 dulu :)
Semoga bermanfaat :)

Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah bahasa asing yang digunakan diantaranya adalah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain-lain.
            Tuna grahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Karakteristik umum tuna grahita diantaranya adalah keterbatasan intelegensi, keterbatasan sosial, keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya.
                                                Klasifikasi anak tuna grahita adalah sebagai berikut :
a.                   Tuna grahita ringan
                        Tuna grahita ringan disebut juga moron atau debil. Memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut skala Weschler memiliki IQ 69-55. Mereka masih bisa belajar membaca menulis, dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak tuna grahita ringan dapat memperoleh penghasilannya sendiri. Pada umumnya anak tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada umumnya.

b.                  Tuna grahita Sedang
Anak tuna grahita sedang disebut juga embesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 pada Skala Weschler. Anak tuna grahita sedang hanya bisa mencapai kemampuan mental seperti anak tujuh tahun. Mereka dapat dididik mengurus diri sendiri, melindungi diri dari bahaya, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. Anak tuna grahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar berhitung,menulis, membaca, dsb. Dalam kehidupan sehari-hari anak tuna grahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus.
c.                   Tuna grahita Berat
                        Kelompok anak tuna grahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini dapat dibagi menjadi tuna grahita berat dan sangat berat. Tuna grahita berat memiliki IQ antara 30-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler. Tuna grahita sangat berat memilik IQ di bawah 19 menurut Skala Binet dan IQ di bawah 24 menurut SkalaWeschler. Kemampuan maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun. Anak tuna grahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam hal bina diri, bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.
Level
Keterbelakangan
IQ
Stanford Binet
Skala Weschler
Ringan
68-52
69-55
Sedang
51-36
54-40
Berat
32-20
39-25
Sangat Berat
> 19
> 24



Sedangkan secara klinis, tuna grahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri jasmaniah sebagai berikut :
a.                   Sindroma down – mongoloid; dengan ciri-ciri wajah has mongol , mata sipit dan miring , lidah dan bibir teba dan suka menjulur jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering , tebal, kasardan keriput, dan susunan geligi kurang baik.
b.                  Hidrosefalus (kepala besar berisi cairan); dengan ciri kepala besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar
c.                   Mikro sefalus dan makro sefalus dengan ciri-ciri ukuran kepala tidak proporsional (terlalu kecil dan terlalu besar)
`                                  
Tuna grahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a.                   Genetik
·               Kerusakan atau kelainan biokimiawi
·               Abnormalitas kromosomal
·               Anak tuna grahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah sindroma down dengan IQ antar 20 – 60 dan rata-rata memiliki IQ 30 – 50
b.                  Pada masa sebelum kelahiran
·               infeksi rubela
·               faktor resus
c.                   Pada saat kelahiran
Retardasi mental atau tuna grahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak napas, dan lahir prematur.
d.                  Pada saat setelah lahir
Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya : meningitis (peradangan dalam selaput otak) dan problema nurisi yaitu kekurangan gizi misanya : kekurangan protein yang diderita bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tuna grahita
e.                    Faktor sosio kultural
Sosio kultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia
f.                   Gangguan metabolisme atau nutrisi
·               Pheniketanuria. Gangguan pada metabolisme asam amino, yaitu gangguan pada enzim peniketo nuria
·               Gargoylisme. Gangguan metabolosme SACCHAride dalam hati, limpa kecil,
·               Cretinisme. Gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena defisiensi yodium.